"libur panjang, ketabrak lebaran, pas keluarga ngumpul semua, masa iya mau di rumah aja", begitu kira-kira yang kita bicarakan. Akhirnya kita memutuskan untuk berlibur ke New York, yup Newyorkyakarta 😁
Dengan modal plang dan GPS kita pun berangkat menuju kota gudeg ini. To the point aja, kita pergi ke 3 tempat yaitu Candi Prambanan, Taman Sari, dan Malioboro. Setelah sudah puas eksplor Jogja, tadinya kita memutuskan untuk menginap, tapi karena sesuatu hal, akhirnya kita memutuskan untuk pulang saja huhu ya sudahlah.
Pk. 20:20 WIB, kita perjalanan pulang tapi karena sepupuku minta ke Toilet, jadi ya kita cari pom bensin sekalian ngisi bensin juga. Sampailah kita di pom bensin di Kulon Progo.
Pk 20:30 WIB. Sampai di sana agak kaget juga sih secara pom bensin jam segitu udah gelap aja, toilet, kantin gelap semua tapi masih ada petugasnya. Setelah kita mengisi bensin, kita memutuskan untuk mencari toilet di pom bensin lainnya.
"Jangan di sini ya win, serem", begitu kata ayahku dengan nada bercanda pada sepupu kecilku (namanya queena). Karena jalan berangkatnya rusak, dan agak macet juga akhirnya ayah dan omku mencari jalur alternatif melalui GPS tanpa sepengetahuan yang lain. Ditemukanlah 3 jalur dan diambillah jalur tengah yang kurang lebih kriterianya masuk dengan jalan yang diinginkan, lurus dan sepi. Taukan jalur apa lagi kalau bukan jalur pegunungan. Aku sih belum sadar saat itu, karena aku sibuk liat hasil foto-foto kita tadi, tapi ibuku (ibuku gampang panik) ribuuttt terus, "Mas, ini kita di mana apa gak salah jalur, Mas kok jalurnya begini, dst", begitu kira-kira kepanikan awal ibuku. Mendengarnya, aku pun langsung mengalihkan perhatian kaca jendela mobil, dan yaaaa omgggg!!! jalannya serem banget, nanjak (banget) berkelak-kelok, aku cuma bisa berdo'a dalam hati semoga tidak ada apa-apa selama perjalanan pulang. Aku sebenernya panik lahhh aku mikirnya apa ini ga salah jalan, ayah dan omku hanya diam selama perjalanan dan tidak menggubris semua perkataan ibuku, tambah was-was lah. Akhirnya, kita memutuskan untuk berdoa bersama (kita perempuan gampang panik yee). Tanjakan pertama gigi 3 kuat, tanjakan 2 dan 3 gigi 2, tanjakan 4 gigi 1. Selama perjalanan itu jarang sekali ada kendaraan lewat, lampu penerangan jalan blaaassss ra ana (translate : ga ada satupun). Di tanjakan ke-4 itu kita melihat ada seperti warung gubug kecil ( mungkin seperti warung kopi) dengan satu lampu menyala, di situ aku merasa agak lega karena alhamdulillah masih ada tanda-tanda kehidupan.
Saat tanjakan ke 5 tersorot lampu mobil, semua panik (yang perempuan maksudnya). Gimana enggak, jalan itu kemiringannya gila banget udah kaya jalan berdiri aja. Kanan hutan kiri jurang, sepi, paling motor satu lewat, udah. Selama tanjakan yang tadi kita lewati sebenarnya ayahku sudah berpikir, "ini kok tanjakan ga abis-abis, kalo di tengah jalan ga kuat gimana, mau ngapain dll", begitu kira-kira kata ayahku dalam hati.
Saat detik-detik melewati tanjakan tersebut semua tegang dan hanya bisa berdo'a bersama-sama. Saat kita berada di tengah-tengah tanjakan tersebut, ayahku memutuskan untuk mengerem sekuat-kuatnya dan menyuruh kita semua turun dari mobil karna ayahku sudah tidak yakin lagi mobilnya kuat menanjak, kalo dipaksakan takutnya ga kuat kan ujung-ujungnya jurang brooo.
Okelah di situ kita semua turun, kecuali ayahku. Alhamdulillah sekali ayahku gak yang panik, tegang, atau apa lah. Ayahku selalu bersikap tenang. Bayangkan kalo panik sedikit saja pasti mobil sudah tergelincir masuk ke jurang. Kita (yang perempuan) berdiri di depan mobil. Baru saja berdiri, aku mendengar suara "uhuuukkk", di seberang jalan yang di situ cuma ada hutan. Tapi, aku dengan santainya mengatakan, "ih ada orang batuk", yaaa otomatis aku langsung dimarahi ibuku lah, ibuku mengira aku bercanda dalam posisi yang salah, karena posisinya semua lagi panik wkwk
Ayahku menyuruh omku yang satu untuk mencari batu, dan satunya lagi mencari jalan siapa tahu ada jalan untuk putar balik di bawah. Ayahku bersikap tenang dan berpikir lagi mau dilanjutkan atau putar balik saja, kalo putar balik pasti turunnya lama, kalo lanjut sedikit lagi tapi nanjak minta ampun. Ayahku sempat berpikiran untuk melanjutkan tanjakan itu sedangkan kita-kita jalan di samping mengikuti mobil jika omku mendapat dua batu.
Pk.20:49 waktu itu kita terjebak di tanjakan tersebut. Seseorang turun (pake motor), Ayahku tanya lewat jendela mobil, "Pak, ini masih jauh ndak pak tanjakannya?", "Wah ini tanjakan paling tajam pak, paling sampai lampu mobil itu *sambil menunjuk ke atas* (kebetulan ada mobil mau turun). Lalu si bapak itu pergi begitu saja.
Kemudian, disusul 2 orang turun (masing-masing pake motor), melihat ada mobil terjebak 2 orang tersebut kembali naik dan parkir di dekat tempat kami berdiri. Kedua orang tersebut mendekati mobil dan bertanya pada ayahku, " Wahh gak kuat ya mas mobilnya?", "iya ni pak, kira-kira tanjakannya masih lama ga ya pak", tanya ayahku. "Dikit lagi kok mas, ini memang tanjakan tertajam, setelah itu tanjakan biasa mas, coba aja mas siapa tau masih kuat kalo bebannya udah turun semua", begitu saran kedua orang tersebut.
Omku datang cuma bawa satu batu, "tadinya rencananya mau coba naik kalo dapet 2 batu", kata ayahku pada omku. Ayahku berpikir lagi dan mengurungkan niatnya untuk mencoba naik. Tapi kedua orang tadi sepertinya ngotot menyarankan ayahku untuk mencoba naik, tapi ayahku seperti acuh tak menghiraukan perkataan mereka. Omku yang satunya datang dan memberitahu bahwa di bawah ada tempat cukup untuk putar balik.
Kemudian, turunlah satu orang lagi, dia parkir di bawah tepatnya di tempat yang rencananya untuk putar balik itu. Dia mendatangi ayahku dan bilang, "Mas, kalo di sini udah ga kuat apalagi nanti di atas, udah putar balik saja mas yang penting sampai rumah selamat.", akhirnya niat ayahku untuk putar balik semakin kuat ditambah kita (yang perempuan) pun ikut meng-iyakan agar putar balik saja. Kedua orang tadi itu nggrundeng (translate : membicarakan ayahku dengan lirih) "Kalo masih kuat ya harusnya coba dulu ya," ...."iya itu tapi masnya mau apa engga" dengan bahasa jawa dan logat mbandeknya, begitulah kira-kira artinya.
Kedua orang tadi langsung pergi begitu saja saat ayahku mulai memundurkan mobilnya, tapi anehnya mereka pergi melewati jalan setapak kecil yang hanya muat untuk satu orang berjalan ke hutan, yang nantinya bisa sampai ke atas tanpa melalui tanjakan ( aku tau soalnya di Google Map ada). Nah pertanyaannya, ngapain mereka balik ke atas? Sedangkan tadi kan mereka datang dari atas, harusnya turun dong????
Well, abaikan dulu lah, sekarang fokus ke mobil. Kami pun mengikuti mobil yang mundur pelan-pelan. Entah kenapa, dalam posisi itu aku tidak terpikirkan dengan hal-hal yang aneh, yang berbau mistik lah, gaib lah, dll. Aku cuma bisa berdo'a aja. Aku dan sepupuku satu berjalan lumayan cepat dengan tidak lupa menyebut nama-nama Allah dan tetap berdo'a. Ibu, 2 sepupuku dan tante2ku berjalan pelan sekali di belakangku.
Tiba-tiba, aku mendengar suara ribut-ribut di belakang, aku langsung menengok, aku kira ada ular atau hewan apa, aku melihat seluruh tubuh ibuku gemetar, wajah tanteku panik, tegang, sedangkan sepupuku yang masih balita itu tidur. Saat mulai mendekat aku tanya," ada apa. ada apa?", dengan bibir gemetar ibuku berbicara, "itu ada anak kecil, itu di depan mobil, itu...itu.. tingginya selampu mobil", akhirnya peeeeecaaaahhhhhh semua panik, nangis, gemeteran gak karuan baca ayat kursi dengan keras, omku yang melihat wajah ibuku seperti mau pingsan langsung mendekat dan menenangkan kami.
Oke, abaikan. Alhamdulillah mobil sudah berhasil putar arah, fyuuuuhhhhh...... Satu orang tadi yang membantu kami mengingatkan kami agar selalu berhati-hati dan memberitahu bahwa di sini sering mobil mogok, "2 hari yang lalu juga ada perampokan tepat di atas tadi, makanya saya sering sengaja keliling tempat ini", (dalam hati aku berkata, memangnya orang ini siapa ya) tapi, sudahlah yang penting selamat, "di sini juga memang agak mistis, lanjut orang tadi (orang itu memberi tahu kami dengan menganggukkan jari telunjuk dan tengahnya bersamaan).
Di dalam mobil kita membahas kejadian-kejadian aneh tadi, dan ternyataaaa, yessssss omku yang mencari jalan untuk putar balik juga mendengar suara-suara gak karuan hanya saja omku memilih untuk diam dan mengabaikannya. Yang tadinya laper jadi kenyang, yang ngantuk jadi melek, yang kebelet jadi lega haaaa
Ternyata tidak sampai di sini kejadian aneh itu kita alami, 4 tanjakan yang tadinya kita lewati saat berangkat untuk pulang, kini pas putar balik hanya tinggal 2 turunan brooooo, Terus yang 2 kemanaa???? tiba-tiba di depan sudah ada perempatan aja. Padahal aku sendiri sudah siap-siap mau berdo'a karna menunggu turunan yang juga ga kalah tajamnya. Hahhhhh!!!!!
Untuk meredamkan ketegangan tadi, kita mampir deh di pom bensin sambil makan dan minum yang hangat-hangat, tapi tidak bisaaaa kita tidak bisa berhenti membicaarakan hal-hal yang aneh tadi.
Okelah, suara orang batuk kita abaikan saja karna cuma suara. Pertama adalah perginya kedua orang tadi melalui jalan setapak, yang sampainya nanti adalah di atas tanpa melewati tanjakan, kalo kita berpikir secara logika, mungkin nggak sih kedua orang itu adalah mata-mata? atau mungkin merekaaa ah gatau ah. Kalo mereka benar-benar berniat membantu kan paling tidak carikan batu lah, tidak main nyelonong pergi begitu saja", begitu kata ayhku.
Kedua, ibuku melihat anak kecil tepat di depan lampu dan tangannya memegang lampu mobil tersebut seperti mau mendorong mobilnya agar masuk jurang, tapi yang lihat cuma ibukuuu.
Ketiga adalah turunan yang hanya tinggal 2 turunan saja tiba-tiba di depan sudah ada perempatan. How Come???
Ini benar-benar unforgettable moment, ibarat nyawa sudah diujung tanduk. Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan.
No comments:
Post a Comment