"Allahuma
sholli 'alla sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad."
Pertama
kali yang Allah ciptakan sebelum diciptakannya langit, bumi, dan seisinya
adalah Nur Muhammad. Jadi, sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. syahadatain
adalah Laa ilaha illa Allah Nurrumuhammadur Rosulullah. Kemudian, barulah
setelah Nabi SAW dilahirkan, syahadatain menjadi Laa ilaha illa Allah
Muhammadur Rosulullah.
Sob…
Kata Pak Khadziq (Ustadz PP Al-Ittihad) dalam kitab Tanqihul Qoulal Khatsits, Shalawat adalah pembuka
segala sesuatu. Do'a kita akan mangambang di langit ketika do'a tersebut tidak
didahului dengan shalawat. Shalawat juga merupakan jalan agar kita diampuni
oleh Allah, bahkan shalawat adalah satu-satunya ibadah yang pasti akan diterima
Allah walaupun dengan riya’ loh. wahhhh!!
Oya Sobat pasti sudah hapal Q.S. Al–Ahzab:56
kan? Yang mana ayat tersebut memerintahkan kita untuk senantiasa bershalawat
kepada Nabi SAW. Rosulullah SAW. Bersabda, “Orang bakhil adalah orang yang
ketika mendengar namaku ia tidak bersholawat kepadaku.” Jadi, alangkah baiknya
jika kita bersholawat kepada beliau dengan mengucapkan “Allahumma sholli ‘alaih”
dan lain sebagainya ketika kita mendengar nama beliau.
Kenapa
sering kita dengar ketika orang mengucap nama Nabi sering didahului dengan kata
“sayyidina”?
Teman-teman
pernah tidak memanggil orang tua sobat dengan langsung menyebutkan nama
tanpa didahului kata Bu, Pak, dll? Tentu saja tidak kan? Kenapa? Karena sobat
pasti diajarkan adab, tata krama kan? Nah, begitu juga ketika kita mengucapkan nama
Nabi dengan didahului kata sayyidina. Kata tersebut hanyalah sebuah adab ketika
kita memanggil orang yang lebih tua daripada kita. Tapi bila ada saudara kita
yang tidak menggunakannya pun tidak apa-apa. Namun, ketika ada ‘ilmu dan akhlak
alangkah baiknya jika didahulukan akhlaknya. Nabi SAW. pun diutus menjadi Rosul
karena akhlaknya bukan karena ilmunya., ya kan? ya kan? Percuma jika ilmu tidak
diimbangi dengan akhlak.
Memang
pada saat Nabi mengajarkan Sayyid Umar bin Khattab bagaimana cara bersholawat
padanya, beliau megatakan “Allahumma Sholli 'ala Muhammad”, kenapa? Teman-teman
tentu pernah berjumpa dengan seorang Kyai, kan? Bagaimana kira-kira jika beliau
memperkenalkaan diri dalam sebuah acara pengajian? Apakah beliau akan
mengatakan “Nama saya Bpk. K.H. Fulan” atau “Nama saya Fulan?” tentu saja
jawaban yang kedua kan?. Tidak mungkin seorang kyai menyebutkan gelarnya dengan
rasa ujub terhadap diri sendiri. Nah, begitu juga dengan kasus tadi, tidak mungkin
seorang Rosul mengatakan “Panggil aku dengan kata sayyidina sebelum namaku,
karena aku ini adalah makhluk yang patut kalian hormati” it’s impossible, isn’t
it? (translate: gak mungkin kan). Pada waktu itu, Umar bin Khattab juga menggunakan kata sayyidina ketika
menirukan Nabi pada saat mengajarinya bershalawat. Dan Nabi pun, tidak marah
dengan hal tersebut. Jadi, semua yang dilakukan, diucapkan oleh shohabat-shohabat
Nabi pasti sudah memiliki SK dari Nabi SAW. (wkwk SK) ya ibarat SK lah ya hehe
No comments:
Post a Comment